Ritual Panjang “Mengembalikan Setan” ke Teater Impian, Oleh: Amir Machmud NS

Senin, 17 Januari 2022 16:39 WIB

Share
The Red Devils
The Red Devils

RIAU.POSKOTA.CO.ID - “MANTERA” seampuh apakah yang dibutuhkan para pemuja Manchester United dalam ritual panjang “mengembalikan setan” ke Teater Impian?

MU tak hanya kehilangan identitas permainan. Menguap pula elemen-elemen “kesangaran” sebagai salah satu kekuatan tradisi Liga Primer.

Keangkeran Stadion Old Trafford pun ikut terluruhkan. Bahkan Wolverhampton Wanderers yang notabene bukan tim papan atas klasemen pun mampu menghumbalangkan sang penghuni.

Sejak Alex Ferguson pensiun pada 2013, “roh” Setan Merah seperti mengikuti. Hanya trofi Liga Europa dan Piala Liga yang didapat lewat kepemimpinan Jose Mourinho dan Louis van Gaal.

Suksesi kepelatihan mengetengahkan nada-nada “panik”. Dari David Moyes, Mourinho, Van Gaal, Ole Gunnar Solskjaer, dan kini Ralf Rangnick.

Selain Moyes, empat pelatih lainnya selalu mengawali kiprah dengan langkah menjanjikan, tetapi kemudian bergerak ke stagnasi, inkonsistensi, lalu chaos.

Problemnya pun sama: Pasukan Old Trafford kehilangan identitas permainan, yang pada masa-masa panjang kepemimpinan Sir Alex menjadi “brand MU”.

Kritik yang belum lama ini disampaikan legendanya, Rio Ferdinand menguatkan betapa analisis “identitas” ini menjadi persoalan yang belum terpecahkan, termasuk oleh Rangnick yang punya reputasi sebagai “profesor gegenpressing”.

Apa yang Berubah?

Dalam analisis mikro, Ferdinand melihat MU kehilangan permainan yang beraksen pemanfaatan lebar lapangan.

Halaman
Reporter: Husnul Qotimah
Editor: Husnul Qotimah
Sumber: Suarabaru.id
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler